Menurut Djaali(2007), dalam melakukan penilaian maka dapat dilakukan dengan proses bedasarkan hasil pengukuran atau dapat juga dipengaruhi oleh hasil pengukuran. Pengukuran adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengukur dalam arti memberi angka terhadap sesuatu yang disebut obyek pengukuran atau obyek ukur. Mengukur pada hekekatnya adalah pemasangan atau korespondensi 1-1 antara angka yang diberikan dengan fakta dan diberi angka atau di ukur. Sedangkan menurut Arikunto(2009), pengukuran adalah membandingkan sesuatu dengan suatu ukuran.
Jadi, dari pendapat-pendapat tersebut, pengukuran adalah proses membandingkan atau memasangkan sesuatu dengan satuan ukuran dengan memberikan fakta atau angka terhadap objek ukur. Untuk dapat memperoleh hasil pengukuran, maka diperlukan alat ukur yang dapat digolongakn menjadi 2 macam yaitu tes dan bukan tes(nontes)(Arikunto, 2009 : 25).
A.    Tes
Tes adalah cara(yang dapat dipergunakan) atau prosedur (yang perlu ditempuh) dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk penilaian tugas, atau perintah-perintah oleh testee, sehingga dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi testee, nilai mana dapat dibandingkan dengan nilai-nilai yang dicapai oleh testee lainya, atau dibandingkan dengan nilai standar tertentu (Sudijono, 2009 : 67).
Menurut Sudijono (2009), bedasarkan fungsinya, tes dapat digolongkan menjadi 3 macam golongan.
1.1         Penggolongan berdasarkan fungsinya sebagai alat pengukur perkembangan/Kemajuan belajar peserta didik
Bedasarkan penggolongan tes berdasarkan fungsinya sebagai alat ukur perkembangan/kemajuan pesesrta didik, maka dapat dibedakan menjadi 6 macam, yaitu:
a.       Tes Seleksi, sering dikenal dengan istilah saringan atau ujian masuk.
b.      Tes Awal, sering dikenal dengan istilah Pre-test. Tes awal adalah tes yang dilaksanakan sebelum bahan pelajaran diberikan kepada calon peserta didik.
c.       Tes Akhir, sering dikenal dengan istilah post-test. Tes akhir dilaksanakan unruk menetahui apakah semua materi pelajaran yang tergolong penting sudah dapat dikuasai dengan sebaik-baiknya.
d.      Tes Diagnostik adalah tes yang dilakasanakan untuk menentukan secara tepat, jenis kesukaran yang dihadapi oleh peserta didik dalam suatu mata pelajaran tertentu.
e.       Tes Formatif, adalah tes hasil belajar yang bertujuan unuk mengetahui ejauh mana peserta didik telah terbentuk setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.
f.       Tes Sumatif adalah tes hasil belajar yang dilaksanakan setelah sekumpulan satuan program pengajaran telah diberikan.

1.2    Penggolongan tes berdasarkan aspek psikis yang ingin diungkap
a.       Tes Intelegensi adalah tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengungkap atau mengetahui tingkat kecerdasan seseorang.
b.      Tes Kemampuan adalah tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengungkap kemampuan dasar atau bakat khusus yang dimiliki oleh testee.
c.       Tes Sikap adalah salah satu jenis yang dipergunakan untuk mengungkap kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu respon tertentu terhadap dunia sekitarnya, baik berupa individu-individu maupun objek-objek tertentu.
d.      Tes Kepribadian, tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengungkap ciri-ciri khas dari seseorang yang banyak sedikitnya bersifat lahiriah, seperti gaya bicara, cara berpakaian, nada suara, hobi atau kesenangan, dan lain-lain.
e.       Tes hasil belajar, tes yang biasa digunakan untuk mengungkap tingkat pencapaian atau prestasi belajar.

1.3    Penggolongan lain-lain
Dilihat dari segi banyaknya yang mengikuti tes, dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu:
a.       Tes Individual adalah tes dimana tester hanya berhadapan dengan satu orang testee saja
b.      Tes Kelompok adalah tes dimana berhadapan dengan lebih dari satu orang.
Selanjutnya, dilihat dari segi waktu menyelesaikan tes, dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu:
a.       Power Test adalah tes dimana waktu yang disediakan buat testee untuk menyelesaikan tes tersebut tidak dibatasi
b.      Speed Test adalah test dimana waktu yang disediakan untuk menyelesaikan test dibatasi.
Dilihat dari segi bentuk responya, tes dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu:
a.       Verbal Test adalah suatu tes yang menghendaki respon yang tertuang dalam bentuk ungkapan kata-kata atau kalimat baik secara lisan, maupun tertulis.
b.      Nonverbal Test, adalah tes yang menghendaki respon dari testee bukan berupa ungkapan kata-kata atau kalimat, melainkan berupa tindakan atau tingkah laku.
Dilihat dari segi cara mengajukan pertanyaan dan cara memberian jawaban, tes dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu:
a.       Tes tertulis adalah jenis tes dimana tester dalam mengajukan butir-butir pertanyaan atau soalnya dilakukan secara tertulis dan testee memberikan jawaban juga secara tertulis.
b.      Tes Lisan adalah tes dimana tester dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan atau soalnya dilakukan dengan secara lisan, dan testee memberikan jawaban secara lisan pula.
Sedangkan menurut bentuknya, Daryanto(2010) mengemukakan bahwa, bentuk tes dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:
1.      Tes Objektif                                                                                                           Disebut objektif karena penilaiannya dapat dilakukan secara objektif. Artinya pengaruh unsur senang dan tidak senang atau unsur subjektif lainya dari penililai tidak akan terjadi karena jawaban yang benar sudah dibuat.

Bentuk tes objektif dapat digolongkan menjadi 4 macam, yaitu
a.       Tes Benar salah
b.      Tes Pilihan ganda
c.       Tes manjodohkan atau mencocokkan
d.      Tes melengkapi kalimat

2.      Tes Subjektif
Disebut subjektif karena tingkat objektivitas sangat rendah. Tes subjektif dapat dibedakan menjadi 4, yaitu:
a.       Tes Uraian panjang (essay)
b.      Tes pertanyaan secara lisan
c.       Tes Pertanyaan pendek
d.      Tes Proyek

B.     NONTES
1.      Skala bertingkat, teknik skala bertingkat menggambarkan suatu nilai atau suatu pernyataan yang dapat diskuantifikasikan sehingga menjadi lebih mudah diukur secara kuantitatif.
2.      Model Inkeles, jawaban yang ditulis pada modl inkeles lebih naratif dari pada Likert, selain itu dari jawaban yang terbaik sampai dengan yang terburuk.
3.      Kuisioner/angket, yaitu suatu daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan dinilai.
4.      Wawancara, yaitu suatu teknik yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dan responden dengan jalan tanya jawab. Wawancara dapat dilakukan dengan cara :
a.       Wawancara bebas, disini responden mempunyai kebebasan utuk mengutarakan pendaptnya tanpa dibatasi oleh pewawancara.
b.      Wawancara terpimpin, dalam hal ini pertanyaan-pertanyaan biasanya telah disusun secara rapi dan jawabanya juga telah tersedia sehingga pewawancara tinggal mencocokkan.
c.       Pengamatan(observasi) adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti dan pencatatnya dilakukan secara sistematis. Jenis observasi ada 3 macam, yaitu:
1.      Observasi partisipatif, dimana obesrver melibatkan diri secara langsung dengan objek yang diobservasi.
2.      Observasi sistematik adalah observasi yang objek pengamatanya telah didaftar secara sistematik.
3.      Observasi eksperimental adalah observasi dimana observer tidak berpartisipasi dalam kelompok, tetapi mengendalikan dari luiar.

Referensi :
Arikunto. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Djaali dan Muljono. 2007. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: Gasindo.
Daryanto. 2010. Belajar dan Mengajar. Bandung : Yrama Widya.
Sudijono. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.